Monday, August 6, 2012

Arbanat


Kemarin pagi jam 8.30 saya sedang berjalan dari kos-kosan menuju kampus. Sudah janjian dengan mahasiswa untuk pergi bersama ke Ambarawa saat itu. Cuaca juga sedang tidak menentu dan jalanan juga agak sepi. Kebetulan ada seorang lelaki yang memegang alat semacam rebab dan kotak seng yang dipanggul dibahunya. Saya kenal penjual sejenis itu...penjual arbanat! Lama sekali saya tidak bertemu dengan penjual makanan ini.

Dia sempat berhenti di sebuah rumah untuk menawarkan dagangannya, tapi kemudian berlalu karena ternyata si pemilik rumah tidak jadi beli. Tiba-tiba saya ingin membeli arbanat (sejenis harum manis) dan memberhentikan orang tadi.

"Pak, beli arbanatnya." Kata saya
"Beli berapa? Seribuan atau dua ribuan?" Tanyanya
"Seribuan saja." Jawab saya
"O iya nggak apa-apa, mau beli seribuan atau dua ribuan monggo." Katanya sambil mengambil arbanat dari dalam kotak seng itu.

Kemudian saya sempat ngobrol sebentar dengan dia. Biasanya penjual arbanat ini asalnya dari Lamongan, Jawa Timur. Tapi kalau di Semarang sini saya baru kali ini bertemu penjual arbanat. Biasanya dengan memainkan rebab yang khas suaranya kita sudah bisa tahu kalau ada penjual arbanat yang lewat.

"Asalnya dari mana Pak?" tanya saya
"Babat, Lamongan" jawabnya
"Sudah berapa lama disini?" tanya saya lagi sambil mencicipi arbanat itu sedikit. Manis-manis lengket dan kalau kebanyakan bisa bikin batuk.
"Sejak tahun 1963, tapi saya keliling Surabaya, Kediri, Malang, Nganjuk. Pernah di Malang lama sekitar 4 tahunan." Jelasnya.

Hmmm sudah lumayan lama ya. Didaerah Jawa Timur memang makanan ini disebut Arbanat, sementara dilain daerah kata si bapak biasa disebut Harum Manis saja. Bahannya saja saya tidak banyak tahu entah dari gula tulen atau dari biang gula. Tapi makanan ini juga bagian dari masa kecil saya yang penjualnya kian lama kian langka. Arbanat tadi saya bawa ke kampus untuk dicicipi bareng satpam sembari menunggu para mahasiswa datang.


Bambang Priantono
30 Juni 2011
28 Rajab/Rejep 1412/1944
Semarang

No comments:

Post a Comment