(Catatan SasteraLapar) : Bumbu Genep Kecil, Matur Suksma

Beberapa bulan yang lalu saya jalan-jalan ke toko buku, dan membaca sebuah buku tentang resep masakan khas Bali (dasar saya palupian, jadi lupa judulnya apa yang jelas resep-resepnya khas sekali). Disitu saya menemukan beberapa jenis bumbu seperti bumbu genep besar, genep kecil dan bumbu wangen. Bumbu genep besar dan bumbu wangen dimata saya agak ribet, apalagi kalau bumbu wangen harus tambahkan sedikit kemenyan (apa saya harus bilang WOW?...ya WOW!). Buru-buru saya catat pakai HP resep bumbu genep kecil ini.

Bawang merah 150 gram
Kencur 40 gram
Kemiri 20 gram
Bawang putih 100 gram
Kunyit 65 gram
Lengkuas/laos 80 gram (memarkan)
Cabai rawit 30 gram
Serai (memarkan)
Gula merah 20 gram
Terasi bakar 20 gram
3 lembar daun jeruk purut
2 lembar daun salam
20 ml minyak goreng

Sudah, saya catat dengan sempurna. Tapi ternyata waktu Juni pulang kampung, belum sempat terrealisasi. Justru pada momen libur hari raya saya bisa membuat bumbu genep kecil itu. Kalau tidak salah pada tanggal 22 Agustus 2012. Saya buka catatan di HP saya untuk mencari resep bumbu genep kecil tadi. Buru-buru saya cari bahannya seperti biasa di dapur. Kumpulkan jadi satu, ublek-ublek dan haluskan semuanya. Berhubung malas pakai blender, akhirnya pakai ulegan biasa. Capek ternyata! Hahahahaha...Sampai lengan saya pegal-pegal karena ngulek dengan sekuat tenaga.

Pas semua bahan ditumis, aroma kencurnya lebih kentara, yah semoga tipikalnya Bali tetap terlihat hehehehe. Setelah selesai semuanya, bumbu genep kecil itu saya masukkan dalam wadah dan disimpan dalam kulkas. Rencananya sih memang untuk buat nasi goreng ala Bali. Tapi usut punya usut, adik saya rikues dibuatkan oseng-oseng seperti yang sering saya buat. Waduh, sebenarnya saya males banget untuk membuatnya. Namun demi adik, akhirnya saya penuhi permintaannya dengan cepat. Dengan bahan-bahan yang ada dikulkas dan kebetulan ibu saya beli brokoli untuk dihabiskan semuanya, akhirnya muncul ide membuat satu resep, yakni Oseng Warna-Warni ala Nono, dan tentu dengan tambahan bumbu genep kecil jadi aroma bumbu ala Bali tercium dari masakan itu. Tapi sayangnya, oseng tadi baru dihabiskan adik saya setelah keesokan harinya, karena dia sibuk sehingga belum sempat mencoba. Saya sudah ultimatum dia untuk menghabiskannya lho. Awas kalau nggak!
Ibu saya mencicipi dan bilang, cita rasanya sudah pas banget.

Matur Suksma. Nanti resepnya saya sertakan.

Kemudian di hari Minggu pagi, menjelang pulang, saya baru berkesempatan membuat nasi goreng Bali dengan isian ala kadarnya yakni :

1200 gram nasi pera
100 gram sosis ayam
100 gram kubis
100 gram daun bawang
5 sdm bumbu genep kecil
20 gram bawang putih
3 sdm kecap ikan
10 gram merica
3 sdm minyak goreng
(ini modifikasi dari buku resepnya, berhubung waktu mepet)
Nah, bumbu genep kecil itu saya habiskan sekalian karena keluarga saya kurang suka bumbu yang aneh-aneh. Tapi saya todong untuk tetap makan. Hahahahaha. Jadilah nasi goreng Bali versi saya menu sarapan hari itu. Alhamdulillah lumayan enak, aroma kencur tetap kentara padahal saya tidak banyak menggunakan kencur. Paling 3 ruas kalau nggak salah. Tapi catatan tentang bumbu genep kecil ini tetap saya simpan karena aplikasinya nggak seribet bumbu genep besar. Mungkin nanti saya harus coba buat yang genep besar serta wangen.

*Beuh kayak mau buka warung aja*


Bumbu genep kecil, matur suksma


Bambang Priantono
29 Agustus 2012
Semarang