Tuesday, May 1, 2012

TIGA CANGKIR KOPI

Secangkir kopi tubrukMenemaniku kala malam yang menggigit. Tatkala kantuk melanda saat aku begadang menyelesaikan berbagai tugasku. Biarpun bukan berarti engkau ditubrukkan ke mobil ataupun kereta api, namun rasanya engkau begitu nendang dalam urat-urat tubuhku sehingga aku kembali bersemangat menuntaskan apa yang seharusnya kuselesaikan, kendati harus melawan jam biologisku sendiri. Kamu begitu berjasa bagiku secangkir kopi tubruk..

Ralat...bukan secangkir, mungkin segelas, satu mug atau entah apa. Pahit-pahit manis, tapi aku tetap menyukainya.

Secangkir Capuccino
Kala pagi, secangkir capuccino sudah hadir dihadapanku. Kaya rasa, kombinasi yang indah antara kopi nan pekat, coklat dan krim yang mengelus-elus indera penciumanku. Manis, pahit, creamynya begitu menggugah perasaanku. Raga, jiwaku kembali terbangun setelah sekian waktu tertidur lelap. Secangkir Capuccino itu telah membangunkan semangatku kembali. Siap beraktivitas dengan kalori yang ditambahkan dari krimer itu. Capuccino, biarpun asalnya dari Italia, tetapi sudah jadi bagian dari gayaku. Ditemani dengan biskuit atau roti bakar yang nikmat.

Lezat....Menemani pagi yang sunyi, sebelum memulai apapun.


Segelas Kopi Jos
Ketika aku berada di kota Jogjakarta, sembari duduk diwarung angkringan, segelas kopi jos sudah ada didepan mata. Kopi tubruk panas-panas berpadu dengan gula dan sebongkah arang panas membara yang dicelupkan setelah kopi disajikan. Aku tak tahu pasti mengapa arang panas membakar ini dimasukkan ke dalam larutan kopi ini. Ternyata bagiku rasanya begitu menakjubkan, apakah karena kafein yang sudah dinetralisir ataukah sugesti yang berkembang didalam benakku bila kopi ini mampu membuat hati lebih semangat?

Ditemani dengan ketan bakar maupun nasi kucing sambil bercengkrama dengan angin malam serta kawan-kawan. Ah, betapa merindukan nuansa kopi jos itu lagi...(artinya harus ke Jogja nanti bila ada masa). 








20 Desember 2011
Semarang

 

4 comments:

  1. Kopi Jos memang pilihan orang-orang kalonger Jogja... Kopi cemplungi arang panas... benar-benar membuat kumannya pergi

    ReplyDelete
  2. Hehehehee...ning kene yo wis onok se
    Cuma ra senikmat nang kampung asline

    ReplyDelete
  3. whuah... mantep kae mas

    ReplyDelete