Perjalanan ke suatu wilayah, apalagi yang belum dikenal tentunya membawa sensasi tersendiri. Terlebih jika berhubungan dengan kuliner. Saya pribadi sepanjang itu halalan toyyibah, kuliner model apapun yang khas pasti akan dengan sedaya upaya saya cicipi kendati belum selevel Bondan Winarno yang maknyus itu. Daerah Banyumas ini mempunyai kekayaan kuliner yang unik, dan kadang-kadang ada beberapa jenis makanan yang endemik di suatu kecamatan tapi tidak dijumpai di kecamatan lainnya meski satu kabupaten atau eks karesidenan.
Friday, July 27, 2012
(Sastera Lapar Cerita) : Ranjem dan Kampel Wangon
Perjalanan ke suatu wilayah, apalagi yang belum dikenal tentunya membawa sensasi tersendiri. Terlebih jika berhubungan dengan kuliner. Saya pribadi sepanjang itu halalan toyyibah, kuliner model apapun yang khas pasti akan dengan sedaya upaya saya cicipi kendati belum selevel Bondan Winarno yang maknyus itu. Daerah Banyumas ini mempunyai kekayaan kuliner yang unik, dan kadang-kadang ada beberapa jenis makanan yang endemik di suatu kecamatan tapi tidak dijumpai di kecamatan lainnya meski satu kabupaten atau eks karesidenan.
(Sastera Lapar Cerita) : Yang Sedap dari Wonosobo
Setiap
orang mempunyai tujuan yang berbeda ketika melakukan perjalanan ke
suatu tempat. Mulai dari sekedar ‘mbolang’, memuaskan dahaga belanja
baik oleh-oleh khas sampai benda-benda bergengsi yang sebenarnya
ditempat dia ada dan lebih murah, hingga tentunya cicip-cicip masakan
khas setempat. Ada yang suka jalan-jalan tapi tidak suka menjelajah
lidah, yah..tentunya itulah keragaman hidup. Saya termasuk jenis yang
lumayan suka jelajah lidah (tentunya yang sesuai dengan keyakinan saya),
toh itu hak asasi manusia, hehehehe.
(Sastera Lapar) : Puisi Rainbow Cake
Selapis demi lapis
Warna-Warni dari pewarna
Direkatkan dengan krim putih menggoda
Entah krim biasa
Atau krim keju
Sepotong demi sepotong
Sewarna demi sewarna
Dihimpun menjadi satu kesatuan
Menjelmalah kue pelangi
Mengingatkanku akan pelangi yang tinggi
Dengan pundi emas diujungnya
Namun pelangi ini menggoda dilidah
Membuai mata, berujung dilidah
Merah jingga kuning hijau biru nila ungu
Kadang dengan warna lain coklat atau hitam
Tergantung selera pembuatnya
Rainbow cake
Kue Pelangi
Mewakili hidup yang penuh warna
Dengan wujud penuh pewarna
Bambang Priantono
12 Juni 2012
Semarang
Warna-Warni dari pewarna
Direkatkan dengan krim putih menggoda
Entah krim biasa
Atau krim keju
Sepotong demi sepotong
Sewarna demi sewarna
Dihimpun menjadi satu kesatuan
Menjelmalah kue pelangi
Mengingatkanku akan pelangi yang tinggi
Dengan pundi emas diujungnya
Namun pelangi ini menggoda dilidah
Membuai mata, berujung dilidah
Merah jingga kuning hijau biru nila ungu
Kadang dengan warna lain coklat atau hitam
Tergantung selera pembuatnya
Rainbow cake
Kue Pelangi
Mewakili hidup yang penuh warna
Dengan wujud penuh pewarna
Bambang Priantono
12 Juni 2012
Semarang
(Sastera Lapar Cerita) : Khao Neow Ma-Maung
Saya memang nggak pinter bicara soal makanan. Banyak ahlinya Waduh, ngeper saya kalau ngomong soal makan memakan, bisa-bisa dibabat dach..hahahahaha. Tapi…sutralah, kan saya ngomong sesuai dengan apa yang saya ketahui toh. Alhamdulillah saya dikaruniai oleh-Nya naluri suka makan...hehehehehe
Salah satu makanan yang baru saya jumpai saat di Malaysia adalah Ketan Mangga. Memang jajanan itu bukan asli Malaysia, melainkan asal tetangga sebelahnya yakni negeri Gajah Putih alias Thailand. Itupun tidak sengaja, setelah makan Laksa Kluang di Kluang Station daerah Ampang, dan itu menjelang kita pergi pulang, Pakdhe Karto mendatangi gerai makanan khas Thailand yang penjaganya juga kebetulan orang Thai tulen. Hmmm…aneka jajanan khas Thailand bergelimpangan disana, tapi yang paling menarik perhatian saya adalah dua buah bakul besar yang isinya adalah ketan (pulut). Warnanya agak beda…yang satu putih-putih mangkak, sedangkan yang satunya putih tapi agak kehijau-hijauan.
Salah satu makanan yang baru saya jumpai saat di Malaysia adalah Ketan Mangga. Memang jajanan itu bukan asli Malaysia, melainkan asal tetangga sebelahnya yakni negeri Gajah Putih alias Thailand. Itupun tidak sengaja, setelah makan Laksa Kluang di Kluang Station daerah Ampang, dan itu menjelang kita pergi pulang, Pakdhe Karto mendatangi gerai makanan khas Thailand yang penjaganya juga kebetulan orang Thai tulen. Hmmm…aneka jajanan khas Thailand bergelimpangan disana, tapi yang paling menarik perhatian saya adalah dua buah bakul besar yang isinya adalah ketan (pulut). Warnanya agak beda…yang satu putih-putih mangkak, sedangkan yang satunya putih tapi agak kehijau-hijauan.
Subscribe to:
Posts (Atom)