Beberapa
bulan yang lalu saya jalan-jalan ke toko buku, dan membaca sebuah buku
tentang resep masakan khas Bali (dasar saya palupian, jadi lupa judulnya
apa yang jelas resep-resepnya khas sekali). Disitu saya menemukan
beberapa jenis bumbu seperti bumbu genep besar, genep kecil dan bumbu
wangen. Bumbu genep besar dan bumbu wangen dimata saya agak ribet,
apalagi kalau bumbu wangen harus tambahkan sedikit kemenyan (apa saya
harus bilang WOW?...ya WOW!). Buru-buru saya catat pakai HP resep bumbu
genep kecil ini.
Tuesday, August 28, 2012
Monday, August 27, 2012
(Kembang Lambe Siang) : Mie Goreng Aceh Modifikasi Perjuangan
Salah
satu hobi yang paling saya suka dalam hidup adalah memasak. Oh iya,
sejak kecil memang saya senang melakukannya. Meskipun masih dalam level
dasar, belum sampai buat kue-kue panggang atau yang kelas chef. Hanya
sayang, sejak pindah ke Semarang dan kost, saya hanya bisa praktek masak
memasak ini jika pulang ke Malang. Biasanya begitu sampai dirumah dan
salam ke orangtua, tempat pertama yang saya datangi adalah dapur.
Ngapain saja didapur? lihat-lihat apa saja yang ada di kulkas dan masak
apa. Setelah itu baru mulai praktek.
Tuesday, August 14, 2012
(Puisi SasteraLapar) : Sarapan
Kala kuharus tinggalkan istana kapukku
Aku terjaga
Bengong....
Tak tahu berbuat apa setelah ini...
Kubergegas pergi membersihkan diri...
Setelah kurapi, aku terdiam
Perutku yang sedari malam telah kosong melompong
Kembali melantunkan gita-gita laparnya
Ah, pagi sudah datang...
(Puisi SasteraLapar) : KARE
Kaya bumbu, penuh cita rasa
Aromamu menggoda seleraku
Kukorek-korek darimana bahan bakumu
Kucari-cari disinilah kau kutemukan
Kayu manis yang harum
Kapulaga yang menggoda
Jahe yang pedas dan panas
Daun kare yang beraroma misterius
Jintan serta aneka rempah yang bersinergi
(Puisi SasteraLapar) : Memasak Dalam Persimpangan
Kurajang halus-halus bumbu-bumbu
Kulumatkan hingga tak lagi berwujud
Wadagnya telah menjelma dalam batu cobekku
Kuterpaku kemudian...
Manakala aku harus menghadap bahan baku
Dadaku berdebar manakala tiba dipersimpangan
Bahan manakah yang aku pilih?
(Puisi SasteraLapar) : MENGGORENG KATA
Yang harus ada adalah perapian
Apapun wujudnya....kompor gas atau kompor arang
Bahkan kayu bakarpun bila ada...
Jangan lupa, angsurkan api agar menyala
Hati-hati, jangan salah arah...
Adalah penggorengan yang harus kita siapkan
Apakah yang biasa, ataukah yang anti lengket
Semacam teflon dan kroco-kroconya...
Taruhlah diatas pendiangan, kompor atau apa saja yang membara
Biarkan dia membara
Apapun wujudnya....kompor gas atau kompor arang
Bahkan kayu bakarpun bila ada...
Jangan lupa, angsurkan api agar menyala
Hati-hati, jangan salah arah...
Adalah penggorengan yang harus kita siapkan
Apakah yang biasa, ataukah yang anti lengket
Semacam teflon dan kroco-kroconya...
Taruhlah diatas pendiangan, kompor atau apa saja yang membara
Biarkan dia membara
(Puisi SasteraLapar) : MEREBUS GANTANG KATA
Kata-kata itu masih berada dalam piring pikiranku
Abjad demi abjadnya masih tersusun dalam relungku
Berkeliaran, bergentayangan dalam keadaan mentah
Kutangkapi abjad demi abjad yang masuk dalam pikiran itu
Kuhimpun gantang-gantang kata itu menjadi satu
Dalam suatu mangkuk candradimuka yang kubuat dari jiwaku
Sementara ragaku mempersiapkan periuk besar berisi air inspirasi
Membakarnya dengan api-api emosi dan gairah
Abjad demi abjadnya masih tersusun dalam relungku
Berkeliaran, bergentayangan dalam keadaan mentah
Kutangkapi abjad demi abjad yang masuk dalam pikiran itu
Kuhimpun gantang-gantang kata itu menjadi satu
Dalam suatu mangkuk candradimuka yang kubuat dari jiwaku
Sementara ragaku mempersiapkan periuk besar berisi air inspirasi
Membakarnya dengan api-api emosi dan gairah
(Resep SasteraLapar) : Havermut Piskuma
Description:
Bangun jam 3.30 WIB, mau ke warteg untuk sahur malasnya setengah mati. Kebetulan saya sempat beli susu kedelai, kurma 300 gram dan pisang semalam sebelumnya. Ya sudah, daripada repot-repot saya olah saja. Pisau? pas tidak ada jadi saya potong pakai sendok saja...the power of kepepet. Sementara Havermutnya saya nyetok sejak lama jadi ringkas saja. Menu sahur kilat, praktis dan mengenyangkan. Ingredients: Susu kedelai (tidak menakar) 1 buah pisang (dipotong kecil-kecil) 3 buah kurma (disuwir-suwir) 1 sdm Madu 5 sdm Havermut (Oatmeal) Directions: 1. Panaskan sejenak susu kedelai sampai mendidih 2. Siapkan havermut dalam mangkok 3. Siramkan susu kedelai yang sudah dipanaskan itu. Aduk rata. 4. Letakkan pisang yang sudah diiris diatasnya 5. Tambahkan kurma yang sudah disuwir-suwir 6. Tambahkan madu 7. Siap disajikan. | ||||||||||||||||
Friday, August 10, 2012
(Cerita SasteraLapar) : Cerita dari Sebungkus Quaker Oats
Waktu saya sedang berbelanja (membeli belah) di
sebuah pasar swalayan (supermarket), saya beli quaker oats 500 gram warna merah dan yang menarik saya adalah
tulisan dikemasan depannya yakni oat
segera dan oat instan. Yang saya
yakini bagian segera itu Malaysia punya sedang bagian instan adalah punya Indonesia. Lalu saya baca-baca lagi
bagian belakang kemasannya ada kata lemak
taktepu dan lemak tepu , yang ada kurung bahasa Indonesianya berarti lemak tak jenuh dan lemak jenuh. Selanjutnya ada istilah khasiat dimana dalam bahasa Indonesia padanannya adalah gizi, sedang kata khasiat sendiri dalam bahasa Indonesia secara artinya lebih mengacu
pada jamu-jamuan atau obat-obatan (ubat).
Semisalnya kalimat berikut :
Jamu galian singset
berkhasiat untuk menurunkan berat badan.
Khasiat obat generik tidak kalah dengan obat-obatan paten.
Lalu, kata gizi
contohnya sebagai berikut :
Dewasa ini,
banyak balita di Indonesia
yang mengalami gizi buruk.
Kandungan gizi dalam sepiring nasi pecel sangatlah tinggi.
(Resep SasteraLapar) : Kering Tahu Tempe ala Nono
Category: | Breakfast & Brunch | |
Style: | Other | |
Special Consideration: | Quick and Easy | |
Servings: | 5 orang cukup |
Description:
Sebenarnya saya bingung mau dikasih nama apa, karena memang dasarnya kering tahu tempe. Cuma saya ambil gampangnya saja. Sederhana, dan tentunya terasa pedas karena saya tambahkan sambel uleg. Disajikan sebagai menu sarapan dirumah, apalagi keluarga saya baru sembuh dari sakit. Minimal 80% dihabiskan oleh mereka termasuk oleh adik ipar saya. Hehehehee.
Bahan-bahannya cukup diambil dari kulkas, yah sekalian memanfaatkan bahan makanan yang tak terpakai dirumah.
Sebenarnya saya bingung mau dikasih nama apa, karena memang dasarnya kering tahu tempe. Cuma saya ambil gampangnya saja. Sederhana, dan tentunya terasa pedas karena saya tambahkan sambel uleg. Disajikan sebagai menu sarapan dirumah, apalagi keluarga saya baru sembuh dari sakit. Minimal 80% dihabiskan oleh mereka termasuk oleh adik ipar saya. Hehehehee.
Bahan-bahannya cukup diambil dari kulkas, yah sekalian memanfaatkan bahan makanan yang tak terpakai dirumah.
(Catatan SasteraLapar) : Nasi Sudah Menjadi Bubur? Jadikan Saja Bubur Ayam!
Ada pepatah Melayu yang berkata Nasi sudah menjadi bubur,
yang artinya sudah kepalang basah, tidak dapat diperbaiki lagi. Ibarat
nasi, saat ditanak ternyata kebanyakan air, akhirnya menjadi bubur dan
tidak bisa dikembalikan jadi nasi lagi. Misalnya saja kita melakukan
suatu kesalahan fatal seperti menyakiti, mengecewakan atau merusak
harkat diri seseorang. Kehilangan kehormatan karena sebab yang beragam,
kehilangan jatidiri atau drop karena mengalami suatu kejadian, seperti
dikritik, dicaci, dimaki dan dihina hingga kadang kita sendiri depresi.
Atau ada lagi seperti contoh,
Z
seorang pengusaha kaya, dia bergerak dibidang bisnis properti. Namun
suatu saat dia mempercayakan proyek pembangunan apartemen Y kepada orang
yang salah. Orang kepercayaan Y melakukan kesalahan kecil, yang
berakibat perusahaan Z mengalami kerugian besar dan nyaris mengalami
kehancuran. Z, sangatlah frustasi karena dia benar-benar sepenuhnya
meyakini yang bersangkutan. Namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur.
(Catatan SasteraLapar) : Jilbab, Lemper, Bikang dan Semar Mendem
Sepuluh tahun yang lalu (sekarang 16 tahun) pada saat matakuliah Agama Islam, dosen Agama saya berkata begini :
Ibaratnya
makanan, pemakai jilbab itu seperti lemper. Kenapa demikian? Karena
untuk makan isi lemper kan harus dibuka dulu bungkusnya bukan? Masak
ditelan sebungkus-bungkusnya? Sontak kami semua tertawa mendengarnya..Kemudian beliau melanjutkan..
Sedangkan
kaum perempuan yang tidak berjilbab diibaratkan adalah kue bikang,
dimana untuk menikmatinya nggak harus repot membuka bungkusnya,
bahkan gampang kena debu dan pembeli bisa melihat langsung tanpa
dibungkus. (edited)
(Catatan SasteraLapar) : Gado-Gado Pembauran
Pembauran
itu artinya melebur, campur baur jadi satu, menyesuaikan diri atau apa
ada makna lainnya? Ibaratnya lagi, pembauran itu mirip sekali dengan
proses masak memasak didapur, seperti membuat gado-gado, bubur ayam,
rujak, salad, pecel, atau bubur manado, dimana semua jenis makanan yang
pada dasarnya berbeda dileburkan menjadi satu jenis makanan baru.
Gado-gado
misalnya, dalam satu piring terdiri dari potongan wortel, kacang
panjang, tahu goreng, kentang rebus, sawi segar, ketimun, ditambah
kerupuk, emping belinjo, tempe, plus bawang goreng diikat dengan saus
kacang yang enak, dan masih ditambah dengan potongan telur rebus pula.
Meski tidak melebur total, namun tetap menjadi wujud yang sedap
dipandang dan menggoyang lidah.
(Catatan SasteraLapar) : Rujak Soto Banyuwangi
Rujak,
barangkali sudah biasa. Sotopun juga demikian….dimana anda pasti sering
mencicipi atau menelannya bulet-bulet berikut piringnya hingga licin
tandas, iya kan?
Ngaku!! Tapi bagaimana kalau rujak dan soto dijadikan satu piring?
Terbayang nggak? Sebagian besar atau bahkan hampir semuanya pasti
beranggapan itu suatu hil yang mustahal (kata Asmuni).
Namun
bagi masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur..mengawinkan rujak dengan soto
bukan hal yang mustahil, karena itulah makanan khas mereka yang membuat
lidah serasa menari Gandrung Banyuwangi (baca : gyandrung byanyowangay).
Makanan jenis ini memadukan antara Soto Babat dengan Rujak Cingur atau
Rujak Petis. Sekitar Agustus 1998, saya berkesempatan pergi ke
Banyuwangi untuk jalan-jalan plus meneliti seni budaya sana secara langsung, disinilah saya dikenalkan dengan yang namanya Rujak Soto.
(Puisi SasteraLapar) : Pecel Cinta
Ulurkanlah tanganmu padaku
Terimalah cintaku dalam sepiring pecel
Untuk semangat bak matahari pagi
Kupersembahkan untukmu pecel cinta
Ketimun kesegaran jiwa
Kacang panjang pantang menyerah
Bayam vitamin hati
Kecambah kesuburan inspirasi
Kubis kewaspadaan hati
Terangkum satu dalam nasi kesucian
Terekatkan oleh bumbu kacang persatuan
Semarak dengan lauk pauk, lalapan dan rempeyek nikmat
Sehati...senada...sejiwa
(Catatan SasteraLapar) : Pecel For The Soul
Sederhana namun kaya
Kaya namun sederhana
Mungkin layaklah jika hal itu nyata dalam sepiring atau
sepincuk nasi pecel. Makanan rakyat yang sarat serat dan gizi (khasiat), yang
menjadi sarapan pagi banyak kalangan, disuka dari yang gepeng (gelandangan pengemis)-jika ada kepeng- sampai kalangan
berdasi yang mengkilap beraroma parfum dari Paris bebas bau keti. (hehehe). Dijualnyapun dari pinggir embong (Jw Timuran : jalan) hingga resto gedong yang harganya bisa (boleh) selangit.
Thursday, August 9, 2012
(Resep SasteraLapar) : Kakap Asam Manis ala Nono
Category: | Meat & Seafood | |
Style: | Chinese | |
Special Consideration: | Quick and Easy | |
Servings: | Suka-sukanya berapa |
Description:
Memanfaatkan sisa ikan kakap goreng yang disimpan di kulkas, dan bumbu yang sederhana kalau menurut saya. Akhirnya jadilah ikan asem manis ala saya sendiri. Pedasnya sedikit saja dan sama sekali tidak melibatkan MSG dalam proses pembuatannya.
Bumbu dasarnya sama saja dengan resep sebelumnya, hanya ditambah saus tomat dan lebih banyak tomat sebagai penambah keasaman.
Memanfaatkan sisa ikan kakap goreng yang disimpan di kulkas, dan bumbu yang sederhana kalau menurut saya. Akhirnya jadilah ikan asem manis ala saya sendiri. Pedasnya sedikit saja dan sama sekali tidak melibatkan MSG dalam proses pembuatannya.
Bumbu dasarnya sama saja dengan resep sebelumnya, hanya ditambah saus tomat dan lebih banyak tomat sebagai penambah keasaman.
(Catatan SasteraLapar) : Rujak Cingur For The Soul
Bila ke Surabaya jangan lupa
rujak cingur
Rasa khasnya telah
harum namanya
Jika engkau suatu saat
jatuh tersungkur
Bangkit kembali itulah
intinya
Paduan antara yang enak dan yang tidak enak itulah yang
menjadi pemadu khas rujak cingur, salah satu makanan khas Surabaya (dan Jawa Timur). Potongan hidung
sapi (cingur) rebus –padahal cingur kan
kesannya menjijaykan toh, aneka buah dan sayuran dipadukan dalam bumbu kacang
plus petis mengubah satu jenis makanan yang nampak menjijikkan menjadi
kelihatan lezat.
(Catatan SasteraLapar) : Soto Lamongan For The Soul 2
Berburu warung Soto Lamongan
kadang bisa menjadi suatu kesenangan tersendiri. Semasa di Surabaya, saya
sangat hobi mencari warung Soto yang saya anggap enak. Pertama kali saya ketemu
warung Soto di dekat Jalan Gubeng Airlangga Gang IV, tepat di mulut gang yang
mengarah ke Jalan Dharmawangsa, sejak tahun 1995 sampai terakhir kali pada
akhir 2005, saya kadang berkunjung ke warung itu. Yang hanya berupa warung
sederhana dan harganyapun cukuplah bagi kantong mahasiswa seperti saya pada
masa itu.
(Catatan SasteraLapar) : Soto Lamongan For The Soul 1
Anda tahu Soto Lamongan
bukan? Soto khas wilayah Lamongan, Jawa Timur ini sangat enak. Kuah
kuning gurih yang berasal dari campuran aneka bumbu termasuk warnanya
yang keemasan karena bahan pewarna kunyit yang dipakai, plus
potongan-potongan daun bawang, suwiran daging ayam, potongan telur rebus
ditambah dengan koya (bubuk kelapa) yang makin menambah citarasa Soto Lamongan apalagi dimakan dengan sambal atau kecap.
Saya
biasanya menambahkan dua jenis kecap, yakni kecap asin dan kecap manis
serta sambal yang banyak agar soto yang saya makan semakin mengundang
selera. Bahkan yang suka bikin saya mikir sendiri adalah saya suka
sekali menambah banyak koya ke
dalam soto dengan fungsi selain mempergurih, juga mengentalkan kuah
soto. Plus telur rebus satu butir, disamping itu saya selalu meminta
tukang penjualnya untuk tidak memberi kulit ayam, karena saya paling
benci dengan kulit ayam, biasanya sih saya meminta diambilkan daging
bagian dada yang rendah lemaknya. Hmmm…enak sekali.
(Resep SasteraLapar) : Telor Petis
Category: | Side Dishes & Condiments | |
Style: | Other | |
Special Consideration: | Quick and Easy | |
Servings: | 20-30 menit |
Description:
Pada saat hari Raya, telur petis ini harus ada sebagai teman makan ketupat, selain dengan sayur labu siam, sambal goreng dengan tambahan urap kelapa dan bubuk kedelai…hmm, luar biasa enak. Memang nampak hitam, itu dikarenakan pengaruh petis udangnya yang pada dasarnya hitam. Bagi orang bukan Jawa Timur mungkin terdengar aneh atau terlihat ‘menjijikkan’, tetapi coba kapan-kapan mampir ke Jawa Timur, terutama pada saat hari raya. Pasti ada saja yang menyediakan telur petis ini seiring dengan ketupat. Beda suku, beda selera, beda daerah, beda citarasa.
Pada saat hari Raya, telur petis ini harus ada sebagai teman makan ketupat, selain dengan sayur labu siam, sambal goreng dengan tambahan urap kelapa dan bubuk kedelai…hmm, luar biasa enak. Memang nampak hitam, itu dikarenakan pengaruh petis udangnya yang pada dasarnya hitam. Bagi orang bukan Jawa Timur mungkin terdengar aneh atau terlihat ‘menjijikkan’, tetapi coba kapan-kapan mampir ke Jawa Timur, terutama pada saat hari raya. Pasti ada saja yang menyediakan telur petis ini seiring dengan ketupat. Beda suku, beda selera, beda daerah, beda citarasa.
(Catatan SasteraLapar) : KRENGSENGAN NYAMBIK (BIAWAK)
Nyambik dalam
bahasa Jawa Timuran artinya sama dengan biawak (Varanus Indicus).
Ukurannya minimal 50 cm, dan panjang maksimalnya bisa sampai dua meter.
Biasanya hidup di daerah tambak atau rawa-rawa maupun area pinggir
sungai, karena makanan utamanya adalah hewan-hewan air dan ciri fisiknya
sangat serupa dengan kerabatnya di pulau Komodo sana.
Krengsengan juga
adalah makanan khas Jawa Timur yang berupa daging dimasak dengan aneka
bumbu hingga mengental dan berwarna kecoklatan, rasanya sangat lezat dan
asalnya dari Pasuruan.
(Catatan SasteraLapar) : Menu Favorit Hari Raya
Assalamualaikum Guys and Gals....
Masih mengenang suasana
hari raya kemarin-kemarin. Mungkin tidak seberapa istimewa bagi yang
lain tapi setidaknya saya pengen cerita-cerita disini. Bolelebo toh? Hal
yang paling menyenangkan saat lebaran adalah, MAKAAAN!!!!
huehehehehehehe.....bener kan? jangan mengelak. Disamping telah
menuntaskan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang dilarang,
juga membersihkan diri dari segala "kotoran". Nah, salah satunya juga
adalah makanan.
Wednesday, August 8, 2012
Martabak Manis atau Terang Bulan?
Ngobrol lagi yuuukkk…Sambil ngopi, makan atau ngemil nggak masyalah!
Sebenarnya
ini cerita lama sekali, kurang lebih sekitar 12 tahun yang lalu. Waktu
itu saya baru naik kelas satu ke kelas dua SMA, dan orangtua beserta
adik bermukim di Bekasi, tepatnya dikawasan Pangkalan Pasir, Rawalumbu.
Kira-kira bulan Juni 1993 itulah saya untuk kali pertama berkunjung ke
Bekasi, yah hitung-hitung melepaskan diri dari ke-betean tinggal di
Malang. Waktu mereka pindah, saya menolak untuk ikut karena kasihan
dengan Eyang Kakung, ditambah waktu itu tinggal bersama Bude dan Pakdhe
dari pihak Papa.
(Resep SasteraLapar) : Ayam Parepe
Category: | Barbecue & Grilling | |
Style: | Other | |
Servings: | 15 menit persiapan, 75 menit proses masak |
Description:
Sebenarnya saya dapat resepnya dari leaflet kecap Bango saat ada Festival Jajanan Nusantara di Malang hari Sabtu kemarin. Kebetulan setelah baca-baca, resep ayam parepe yang lebih mudah untuk diamalkan. Apalagi ada stok beberapa potong sayap, leher dan bagian ayam lainnya di kulkas, itulah yang dimanfaatkan.
Saya tidak tahu persis sih parepe yang aslinya seperti apa, tapi minimal cobain yang mudah-mudah dulu.
Sebenarnya saya dapat resepnya dari leaflet kecap Bango saat ada Festival Jajanan Nusantara di Malang hari Sabtu kemarin. Kebetulan setelah baca-baca, resep ayam parepe yang lebih mudah untuk diamalkan. Apalagi ada stok beberapa potong sayap, leher dan bagian ayam lainnya di kulkas, itulah yang dimanfaatkan.
Saya tidak tahu persis sih parepe yang aslinya seperti apa, tapi minimal cobain yang mudah-mudah dulu.
(SasteraLaparEnglish) : I Love Cooking
Old Note
I
love cooking! Every spent times, I always try to cook but it only
occurred when I come back to my hometown. I am so lazy if I cook in my
boarding house, because as you know, I don’t want to bother others with
my cooking, though only its scents. I learnt cooking by seeing the way
my mum cooks, nothing else. Then I tried what I’m interested in.
Occassionally, I helped my mum to cook and I learnt a lot from it.
Home’s kitchen has become my cooking laboratory, I sometimes buy several
condiments such as curry powder, black pepper powder, even I recognized
such spices only from its aroma as cumin, cardamom, cinnamon,
lemongrass, ginger, galangal, curcuma, and many more. It’s just for
experience.
Monday, August 6, 2012
(Resep SasteraLapar) : Nasi Tomat
Category: | Breakfast & Brunch | |
Style: | Middle Eastern | |
Special Consideration: | Kosher | |
Servings: | 30 menit - 1 jam |
Description:
Resep ini pemberian dari tetangga sebelah rumah yang keturunan Arab. Ternyata membuat nasi tomat ini tidak sesederhana yang dibayangkan. Sempat bikin kesalahan saat mengkaru nasi. Sayapun nggak sendirian memasaknya, karena belum pernah buat nasi macam ini, akhirnya untuk beberapa proses saya dibantu ibu saya. Alhamdulillah jadilah nasi tomat itu dengan beberapa modifikasi.
Resep ini pemberian dari tetangga sebelah rumah yang keturunan Arab. Ternyata membuat nasi tomat ini tidak sesederhana yang dibayangkan. Sempat bikin kesalahan saat mengkaru nasi. Sayapun nggak sendirian memasaknya, karena belum pernah buat nasi macam ini, akhirnya untuk beberapa proses saya dibantu ibu saya. Alhamdulillah jadilah nasi tomat itu dengan beberapa modifikasi.
(Resep SasteraLapar) : Ayam Goreng ala Bali
Category: | Meat & Seafood | |
Style: | Other | |
Special Consideration: | Kosher | |
Servings: | 45 menit |
Description:
Resep ini terinspirasi dari tayangan Gula-Gula Bara Pattiradjawane tanggal 25 Desember 2010, kebetulan bahan-bahannya juga mudah didapat jadi langsung saja saya keesokan harinya buat. Ayamnya pilih yang ada saja, didalam kulkas embat saja. Kalau di TV ayamnya utuh, kali ini saya sesuaikan dengan kebutuhan.
Resep ini terinspirasi dari tayangan Gula-Gula Bara Pattiradjawane tanggal 25 Desember 2010, kebetulan bahan-bahannya juga mudah didapat jadi langsung saja saya keesokan harinya buat. Ayamnya pilih yang ada saja, didalam kulkas embat saja. Kalau di TV ayamnya utuh, kali ini saya sesuaikan dengan kebutuhan.
(Resep SasteraLapar) : Steak Tempe
Category: | Side Dishes & Condiments | |
Style: | American | |
Special Consideration: | Quick and Easy | |
Servings: | 15 menit untuk saus |
Description:
Steak tempe ini juga bisa dibuat dari sisa burger tempe yang tidak terpakai. Kebetulan masih ada sisanya dan ada kentang goreng beku jadi ya ditambahkan sekalian saja..
Tinggal buat sausnya saja.
Steak tempe ini juga bisa dibuat dari sisa burger tempe yang tidak terpakai. Kebetulan masih ada sisanya dan ada kentang goreng beku jadi ya ditambahkan sekalian saja..
Tinggal buat sausnya saja.
(Resep SasteraLapar) : Burger Tempe
Category: | Sandwiches | |
Style: | Other | |
Special Consideration: | Quick and Easy | |
Servings: | 45 menit |
Description:
Tempe sudah sejak lama dapat dibuat menjadi aneka ragam menu masakan. Mulai dari bacem, oblok, sambel goreng, kering tempe, kripik tempe sampai brownis tempe.
Berikut ini versi saya :
Tempe sudah sejak lama dapat dibuat menjadi aneka ragam menu masakan. Mulai dari bacem, oblok, sambel goreng, kering tempe, kripik tempe sampai brownis tempe.
Berikut ini versi saya :
(Resep SasteraLapar) : Tumis Wortel Kecap Sederhana
Category: | Appetizers & Snacks | |
Style: | Other | |
Special Consideration: | Quick and Easy | |
Servings: | 2 porsi atau terserah |
Description:
Tanpa sengaja terbersit ide untuk buat makanan ini. Kebetulan ada wortel nganggur, jadi sekalian dimanfaatin. Mana wortelnya gede jadi enaklah dijadiin satu hidangan.
Enak juga untuk pembuka, mau dimakan pakai nasi..boleh, dicemil juga bisa. Atau kalau misal sisa, bisa dicampur telur untuk jadi omelet wortel kecap.
Sederhana kan?
Tanpa sengaja terbersit ide untuk buat makanan ini. Kebetulan ada wortel nganggur, jadi sekalian dimanfaatin. Mana wortelnya gede jadi enaklah dijadiin satu hidangan.
Enak juga untuk pembuka, mau dimakan pakai nasi..boleh, dicemil juga bisa. Atau kalau misal sisa, bisa dicampur telur untuk jadi omelet wortel kecap.
Sederhana kan?
(Resep SasteraLapar) : Sayur Merica Rembang
Category: | Sarilaut | |
Style: | Jawa | |
Special Consideration: | 100% Halal | |
Servings: | Bebas mau berapa |
Description:
Resep ini saya dapat disebuah situs dan juga mengingatkan saya pada masakan jaman dahulu kala. Konon Sayur Merica yang merupakan masakan khas Rembang, Jawa Tengah ini sudah ada sejak jaman dulu. Namanya sayur tapi bahan dominannya ikan.
Rasanya? Wow...dominan merica dibanding cabenya. Berikut ini saya berikan resep dasarnya...dan sedikit penambahan. Silakan mencicipi
Resep ini saya dapat disebuah situs dan juga mengingatkan saya pada masakan jaman dahulu kala. Konon Sayur Merica yang merupakan masakan khas Rembang, Jawa Tengah ini sudah ada sejak jaman dulu. Namanya sayur tapi bahan dominannya ikan.
Rasanya? Wow...dominan merica dibanding cabenya. Berikut ini saya berikan resep dasarnya...dan sedikit penambahan. Silakan mencicipi
Arbanat
Kemarin pagi jam 8.30 saya sedang berjalan dari kos-kosan menuju kampus. Sudah janjian dengan mahasiswa untuk pergi bersama ke Ambarawa saat itu. Cuaca juga sedang tidak menentu dan jalanan juga agak sepi. Kebetulan ada seorang lelaki yang memegang alat semacam rebab dan kotak seng yang dipanggul dibahunya. Saya kenal penjual sejenis itu...penjual arbanat! Lama sekali saya tidak bertemu dengan penjual makanan ini.
Bubur India (Gujarat Porridge), A Typical Ramadan Dish of Semarang
There
are so many ways to celebrate Ramadan, and it can be even different
from one place to other ones. It includes the specific dish which is
only served during the blessing Ramadan. One of them is porridge…
Various porridges are served in particular mosques in Indonesia (and
other countries). For example bubur hitam Melayu (black Malay porridge)
in Medan (North Sumatra), bubur samin (butter fat based porridge) in
Surakarta (Central Java), bubur arab (Arabic porridge) in Tuban (East
Java), and also bubur India or in another name bubur Gujarat (Gujarati
Porridge) in Semarang (Central Java).
Subscribe to:
Posts (Atom)