Ulurkanlah tanganmu padaku
Terimalah cintaku dalam sepiring pecel
Untuk semangat bak matahari pagi
Kupersembahkan untukmu pecel cinta
Ketimun kesegaran jiwa
Kacang panjang pantang menyerah
Bayam vitamin hati
Kecambah kesuburan inspirasi
Kubis kewaspadaan hati
Terangkum satu dalam nasi kesucian
Terekatkan oleh bumbu kacang persatuan
Semarak dengan lauk pauk, lalapan dan rempeyek nikmat
Sehati...senada...sejiwa
Kupersembahkan untukmu pecel cinta
Cinta kebersamaan
Cinta persaudaraan
Cinta keindahan
Cinta kedamaian
Cinta kepada-Nya
Inilah cintaku......kepadamu, kepada semua
Duhai, inilah cintaku dalam sepiring pecel
Sinergi berbagai ragam dalam satu wadah
Memperkuat jiwa dan raga
Demi hidup yang lebih indah....
Bagaikan matahari yang menjaga siang,
Bagaikan rembulan yang menjaga malam
Duh, kubagikan semua pecelku
Pecel untuk jiwa yang lapar
Nikmatilah sambil merenung
Dalami maknanya....
Resapi sensasinya...
Tetaplah selalu bersinar
Tetaplah selalu bergizi
Inilah persembahanku, makna dalam sepiring pecel
(Bambang Priantono, 28 Maret 2006 sehari sebelum Afiq lahir)
10 Agustus 2012
No comments:
Post a Comment